Manusia pada dasarnya diciptakan memiliki akal budi. Manusia harus bisa berpikir kritis dan ilmiah untuk menentukan hidupnya dikarenakan manusia harus bisa menentukan mau dibawa kemanakah hidupnya itu. Setiap manusia memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu pula dijelaskan apa arti pandangan hidup.

Langkah Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hu\idup itu tergantung pada orangh yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Ada langkah langkah untuk mendapatkan berpandangan hidup yang baik yaitu:
• Mengenal
• Mengerti
• Menghayati
• Meyakini
• Mengabdi
• Mengamankan


Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan adanya akal budi manusia dapat menentukan pandangan hidupnya sendiri. Pandangan hidup juga disebut filsafat hidup yang berarti mencari suatu kebenaran dan kebenaran itu bisa dicari oleh siapa saja. Jadi pandangan hidup itu dimiliki oleh tiap golongan manusia baik itu golongan atas maupun golongan bawah. Pandangan hidup itu adalah dasar untuk membimbing kehidupan manusia itu sendiri baik menurut jasmani maupun rohani. Pandangan hidup sangat lah bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri, masyarakat atau bangsan dan negara. Dalam kehidupan manusia pangdangan hidup berperan penting untuk memegang teguh pada pendirian dikarenakan pandangan hidup merupakan sebuah titik tuju sehingga dengan adanya pandangan hidup, manusia jadi berpegang teguh pada pendiriannya.
Berdasarkan jenisnya, pandangan hidup dapat dibedakan menjadi 3. yaitu:

- Pandangan Hidup yang berasal dari agama. Merupakan pandangan hidup yang kebenarannya adalah mutlak.
- Pandangan hidup berasal dari ideologi. Merupakan pandangan hidup yang berasal dari kebudayaan dan norma yang terdapat di wilayah itu atau negara itu sendiri.
- Pandangan hidup yang berasal dari proses merenung. Merupakan pandangan hidup yang kebenarannya relatif.

Pandangan hidup berbeda dengan cita –cita tetapi bisa dikatakan pandangan hidup berhubungan erat dengan cita – cita. Pandangan hidup adalah bagian hidup manusia yang dapat mencerminkan cita – cita.
Didalam tiap pandangan hidup biasanya terdiri dari 4 unsur, unsur – unsur tersebut adalah :
• Cita – cita
Cita – cita merupakan sebuah angan – angan atau sesuatu yang ingin dicapai atau diraih. Cita – cita dapat tercapai jika ada suatu usaha untuk meraih impian itu.
Berikut merupakan faktor yang menentukan dapat tidaknya manusia untuk mendapatkan cita – cita :
A. Faktor internal atau lebih sering disebut faktor dari dalam. yaitu faktor yang berasal dari manusia itu sendiri.
B. Kondisi yang dihadapi maksudnya kondisi dari dunia luar untuk mendapatkan cita – cita itu sendiri.
C. Seberapa tinggi kah cita – cita yang ingin dicapai. Biasanya semangkin tinggi cita – cita itu semangkin sulit kita untuk mendapatkannya.
• Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral., perbuatan yang sesuai dengan norma norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, kare pada kodratnya manusai itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbua baik.
Kebajikan seseorang dapat dilihat dari 3 sisi. Yaitu : hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan TUHAN, dan hubungan antar sesama.
• Usaha atau Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan suatu cita cita. Dikarenakan untuk mencapai segala sesuatu dibutuhkan proses perjuangan dan usaha. Segala sesuatu tidak mungkin datang begitu saja melainkan butuh kerja keras usaha, usaha dan perjuangan untuk mendapatkannya.
• Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan ang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Rasa percaya diri, untuk mendapatkan itu semua manusia membutuhkan rasa percaya diri, rasa yakin terhadap dirinya bahwa dia mampu untuk mendapatkan impiannya. Menurut Prof.Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yang berhubungan dengan kepercayaan, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.

date Selasa, 22 Februari 2011

Kata keindahan berasal dari kata indah, yang mempunyai arti bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya.

Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersipat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Orang menciptakan itu pada dasarnya mencontoh keindahan yang di anugrahkan Tuhan pada umatnya. Namun demikian orang yang mencontoh keindahan alam belum tentu menghasilkan keindahan. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah , sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Daya tidak pernah ada dan tidak akan bertambah sipat indah itu adalah universal, tidak terkait dengan selera seseorang waktu dan tempat dimanapun kapanpun mempunyai sipat yang sama dalam menghadapi sesuatu yang indah, yaitu sukap yang simpati dan empati
Bagong Kusudiarjo misalnya menciptakan berbagai kreasi tarian yang indah dan mengambarkan kehidupan nelayan, buruh pabrik hal ini menunjukan bahwa keindahan itu penting, tidak hanya di kota kota saja, yang menggemari tidak orang –orang kaya saja, namun semua berjuang demi sesuap nasipun merindukan keindahan dan di setiap sisi kehidupan ada keindahannya. dalam estetika modern orang lebih suka berbicara tentang seni dan estetika karena hal itu merupakan gejala konkret yang dapat di telaah dengan pengalaman secara empirik dan sistematis.

date

2.1 Pengertian Harapan
Setiap manusia tentunya memiliki harapan, bahkan orang yang akan meninggalpun memiliki harapan berupa pesan-pesan yang disampaikan kepada ahli warisnya.Biasanya harapan tersebut tergantung kemampuan masing-masing.Misalnya, Beni yang hanya mampu membeli becak,biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli pesawat terbang pribadi.Karena seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan akan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

2.2 Penyebab Manusia Memiliki Harapan
Menurut kodratnya manusia merupakan makhluk sosial. Setiap lahir kedunia langsung disambut oleh suatu pergaulan hidup,yakni ditengah suatu keluarga atau masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik maupun jasmani.Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

3.1 Kesimpulan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti suatu keinginan yang ingin terwujud. Harapan harus disertai dengan kepercayaan diri sendiri dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Penyebab manusia mempunyai harapan yaitu didasari dengan dorongan kodrat, dorongan kebutuhan hidup, kelangsungan hidup, keamanan, hak dan kewajiban mencintai dan dicintai, status dan perwujudan cita-cita.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Maka, berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.

Sumber: Nugroho,Widyo dan Achmad Muchji.1993.ILMU BUDAYA DASAR.

date

Dalam hidupdan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.

Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.

Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hokum.

Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.

Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;

1. Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.

2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.

3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.

4. dan lain sebagainya.

Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.


http://soniamariafransiskapohan.ngeblogs.info/2010/12/28/manusia-dan-keadilan/

date

Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, adalah makhluk yang diberi beban tugas (mukallaf). Yang membebani tugas manusia adalah Allah dan juga dirinya sendiri.
Tanggung jawab lahir karena manusia diberi kebebasan untuk memilih dan diberikan seperangkat fasilitas dan potensi untuk mengemban tugasnya. Fasilitas tersebut adalah berupa hidayah. Hidayah inderawi berupa mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, kulit untuk meraba, lidah untuk merasa. Hidayah akal untuk memikirkan dan menemukan rumusan dan fenomena-fenomea. Hidayah agama berupa rumusan yang tidak dapat diindera oleh panca indera dan terbayang dalam fikiran. Semuanya diberikan oleh Allah kepada manusia agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Jadi betapa bijaksananya Allah memberikan sejumlah perangkat kepada manusia sebelum memberikan tugas kepada manusia.
Mengapa kita diberi tugas ? Karena kita mau, seperti yang diberi tahu oleh Allah dalam Surat Al-Ahzab (33:72) “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh” .
Ayat ini menggambarkan bahwa hanya manusialah yang mau menerima beban tugas kekhalifahan ini. Inilah tanggung jawab yang diberikan Allah kepada manusia.
Manusia juga menerima tanggung jawab kepada dirinya sendiri. Seperti contoh, mau menjadi suami atau isteri dengan sukarela, maka dia telah menerima tanggung jawab tersebut kepada dirinya sendiri. Seorang gubernur, bupati dan sebagainya juga menerima tanggung jawab kepada dirinya ketika menerima jabatan tersebut. Seorang dokter, insinyur punya tanggung jawab atas profesinya karena telah memilih dan menerima profesi itu.
Tanggung jawab berlaku seperti yang telah disebutkan diatas bila kita mau menerima tanggung jawab tersebut.Jika kita punya potensi untuk itu namun tidak mengambil tanggung jawab maka akan ditanya di akhirat nanti, mengapa dia tidak mengambil tugas tersebut. Apabila kita tidak mampu tapi mau menerima maka tanggung jawab terus mengikutinya. Ketidakmampuan manusia harus dapat diatasi oleh dirinya sendiri sehingga menjadi mampu mengemban tugas karena telah menerima tugas tersebut. Dosa apabila kita menerima tanggung jawab tapi sebenarnya kita tidak mampu. Seperti dosa kita apabila kita mau menikah tapi ternyata kita tidak mampu untuk memberikan nafkah kepada isteri dan keluarganya.
Tanggung jawab akan dilepaskan dari kita apabila kita tidak mampu untuk melaksanakannya. Karena itu, sebelum menerima tanggung jawab maka kita menanyakan terlebih dahulu apakah kita mampu untuk melaksanakannya, yang dalam bahasa lain dilakukan fit and proper test (uji kemampuan dan kelayakan). Kemudian setelah kita dinyatakan mampu, orang yang memberi tanggung jawab memberikan perangkat-perangkat yang dibutuhkan sehingga kita dapat mengemban tugas tersebut. Orang yang tidak berakal, yang sedang tidur dan yang terpaksa tidak dituntut untuk bertanggung jawab.
Yang dituntut dari manusia adalah tanggung jawab yang bersifat wajib saja, sunnah tidak akan dituntut.
Tanggung jawab ada yang bersifat tanggung jawab perorangan dan juga ada tanggung jawab kolektif/masyarakat. Di akhirat nanti, tiap-tiap diri akan menerima catatan / kitab amalan dan hasil tanggung jawabnya masing-masing. Begitu juga dengan masyarakat, tiap-tiap umat mempunyai dan akan menerima kitabnya masing-masing. (Surat Al-Jatsiyah). Contoh tanggung jawab kita sebagai umat/masyarakat adalah, apabila ada orang yang mampu untuk duduk dalam kepemimpinan lokal maupun nasional namun orang tersebut tidak menerima jabatan tersebut dikarenakan tidak ada yang memilihnya, maka masyarakat akan ditanya oleh Allah mengapa tidak memilihnya ?
Tanggung jawab mempunyai dampak yang baik secara langsung dan juga tidak langsung apabila dilaksanakan dengan baik. Seperti tanggung jawab sebagai suami bisa dijalankan dengan baik, akan menciptakan keluarga yang bahagia.
Tanggung jawab juga mempunyai sanksi apabila tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pada umumnya tanggung jawab perorangan akan mempunyai sanksi di akhirat, seperti tanggung jawab sholat. Apabila tidak dilaksanakan sholat, akibatnya bukan di dunia tapi di akhirat kelak. Karena itu jangan heran, orang yang tidak melaksanakan sholat bisa tenang-tenang saja di dunia ini, karena akibatnya nanti.
Begitu juga dengan tanggung jawab masyarakat, pada umumnya sanksinya di dunia. Seperti misalkan tanggung jawab kita terhadap para pedagang yang memakai jalan raya / umum sebagai tempat dagangannya, tentunya sanksinya terhadap masyarakat adalah berupa kemacetan. Karena itu, Allah menegaskan di dalam Quran Surat Al-Anfaal (8:25) “Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. “… bahwa bencana akan mengenai tidak hanya pada orang-orang yang salah atau yang memang bertanggung jawab, tapi juga mengenai pada orang-orang yang tidak bersalah.
Karena itu, kejahatan dan keburukan perlu diperbaiki, perlu ada kontrol sosial pada masyarakat. Namun dalam mengubahnya tersebut kita perlu mengikuti prosedur-prosedur atau ketentuan-ketentuan yang berlaku. Hadits Nabi yang mengatakan ubahlah kejahatan tersebut dengan tanganmu apabila mampu, jika tidak mampu maka gunakan lidahmu, tidak mampu juga maka cukuplah dengan hatimu. Ubahlah dengan tanganmu dimaksudkan adalah para penguasa/pemimpin dan petugas yang berwenang. Dengan lidah setiap kita mampu, untuk menyampaikan bahwa itu salah, itu buruk baik di media pers atau melaporkan pada yang berwenang. Dengan hati, apabila tidak mampu semuanya, dengan demikian telah selesailah tanggung jawab kita sebagai masyarakat.

date

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.

Al Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi manusia.

Akan datang hari mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa tak ada suara
dari mulut kita. Berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita kemana saja dia melangkahnya. Begitu bai-bait pertama lirik lagu ”Ketika Tangan dan Kaki Berkata” Chrisye yang ditulis oleh Taufiq Ismail dan diilhami dari Surat Yasin ayat 65. Pesan utamanya bahwa kita tidak aka bisa berbohong diakhirat nanti. Mungkin mulut mengaku menyayangi tetapi tangan akan berkata mencekik dan kaki berkata menyepak dan menendang. Mulut tak lagi dipercaya.

Kita mungkin kurang jelas menerangkan apa yang kita derita kepada dokter. Demam, mual, kepala pusing, cekot-cekot. Sekitar itu-itu saja istilah yang kita ketahui. Tetapi tidak mengapa. Dokter akan mengukur suhu badan, kadar trombosit, leukosit dan lain-lainnya untuk mengetahui apa sakit kita sebenarnya. Dia lebih percaya pada angka dari pada kata-kata. Dia mengukur suhu badan dan kadar zat-zat dalam darah atau urine menggunakan cara-cara ilmiah yang terpercaya. Sedangkan informasi demam dan mual bersumber dari cerita si pasien yang subyektif dan personal. Zaman memang berpihak kepada yang ilmiah, terukur dan objektif ketimbang kata-kata yang tidak kwantitif serta tidak akurat. Sekarang semua sudah ada ukurannya: gempa bumi, kadar karbon dioksida dalam udara, bahkan rating acara televisi. Semuanya dalam angka.

Pengalaman memang hanya bisa diceritakan dan tidak bisa diukur. Pengalaman ”Orang Jawa Naik Haji” yang diceritakan oleh sastrawan Danarto dengan dengan enak membuat para haji Jawa jang membacanya merasa telah dicuri isi hatinya dan dibeberkan pengalaman pribadinya. Danarto tidak megukurnya, tetapi dia menceritakan pengalamannya. Mengukur adalah wilayah para ilmuwan sedang bercerita adalah urusan para strawan. Karya sastra yang membakar semangat dan melembutkan hati tidak kalah pentingnya dengan karya ilmiah yang menaikkan hasil pertanian atau memudahkan komunikasi antar manusia.

Para ahli mengatakan bahwa apa yang kita alami waktu kita menderita demam atau pusing kepala sebenarnya adalah reaksi kimia yang kompleks yang terjadi didalam otak kita. Dengan kata lain, kejadian yang benar-benar nyata adalah reaksi kimia dalam otak kita. Kata Harun Yahya, ilmuwan muslim yang terkenal itu, kalau saja otak saya dapat disambung paralel dengan otak anda, maka mulut anda juga akan menjerit-jerit karena merasa kesakita meskipun kaki saya yang kejatuhan martil. Semuanya hanya terjadi didalam otak saja. Entahlah. Tetapi banyak orang pandai mengatakan bahwa dunia ini hanyalah bayangan belaka. Wallohu a’lam.


date

Berbicara tentang manusia, berarti berbicara pula tentang media tempat manusia hidup. Media tempat manusia hidup adalah dunia. Untuk bisa memahami hakikat manusia maka harus pula memahami hakikat dunia dan hakikat kehidupan manusia di dunia.
Konsep yang dapat digunakan untuk memahami hal itu adalah konsep kosmologi, yaitu bagaimana manusia harus mengembangkan sikap hidupnya sehubungan dengan kedudukannya sebagai mikrokosmos.
Konsep yang lainnya adalah konsep ‘mendiami dunia’ sebagaimana yang dikemukakan oleh Huijbers.
Pada dasarnya konsep mendiami dunia mengandung arti pemenuhan kebutuhan atas aspek-aspek yang membentuk manusia.
Kesadaran manusia akan hakikatnya sebagai bagian dari kosmologi dan perannya sebagai mahluk yang ‘mendiami dunia’ maka lahirlah beberapa konsep yang dipakainya sebagai dasar manusia hidup.
Konsep-konsep tersebut adalah hidup sekedarnya, takdir, dan cakra manggilingan.
Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas).
Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik. Keserakahan dan konflik akan memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.

Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan.
Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.
Ritual dilakukan untuk mengendalikan suatu obsesi dan bisa berupa:
- mencuci atau membersihkan supaya terbebas dari pencemaran
- memeriksa untuk menghilangkan keraguan
- menimbun untuk mencegah kehilangan
- menghinidari orang yang mungkin menjadi obyek penyerangan.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci.
Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut.
Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata.
Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan.
Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi.
Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan penuturan penderita mengenai perilakunya.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan penyebab fisik dan penilaian psikis dilakukan untuk menyingkirkan kelainan jiwa lainnya.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan wawancara berdasarkan kuosioner Skala Obsesif-Kompulsif Yale-Brown.
PENGOBATAN
Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku yang bisa membantu mengatasi penyakit ini.
Penderita dihadapkan kepada situasi atau orang yang memicu timbulnya obsesi, ritual maupun rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman atau kecemasan secara bertahap akan berkurang jika penderita mencegah dirinya melakukan ritual selama dihadapkan kepada rangsangan tersebut.
Dengan cara ini, penderita memahami bahwa untuk menghilangkan rasa tidak nyaman tidak perlu melakukan ritual.
Obat-obatan yang efektif untuk mengatasi penyakit obsesif-kompulsif adalah klomipramin,fluoksetin dan fluvoksamin.
Psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang mungkin melatarbelakangi terjadinya penyakit ini.
Biasanya kombinasi dari psikoterapi dan obat-obatan merupakan pengobatan yang terbaik bagi penyakit obsesif-kompulsif.

date